Siswa-siswi kelas X SMA NEGERI MODAL BANGSA ARUN melaksanakan tour ketiga tempat bersejarah di Aceh. Mengingat kelas X tahun ini terdiri atas 6 kelas (5 IPA dan 1 IPS), maka tour pun diadakan dua kali diwaktu yang berbeda. Tour sejarah dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Februari 2017.
Rombongan yang pertama berangkat yaitu kelas X IPA 1, X IPA 2,dan X IPA 3. Masing masing kelas terdiri dari 21 orang siswa dan siswi, ditambah seorang wali kelas yang ikut menemani. Ada 3 tempat yang dikunjungi yaitu,Makam Malikussaleh, Makam Ratu Nahrisyah, Âdan Makam Ulee Batee. Bus sekolah pun telah disewakan untuk menemani perjalanan siswa-siswi kali ini.
Sebelum berangkat, semua anggota berkesempatan untuk foto bersama Bapak Drs. Muhammad Ali selaku kepala sekolah SMAN Modal Bangsa Arun di halaman depan sekolah. Setelah sesi foto bersama, Bapak Kepala Sekolah dengan didampingi sejumlah guru kemudian melepas keberangkatan para siswa-siswi pada pukul 09.00 WIB.
Tour sejarah ini bukan merupakan kali pertama yang dilakukan oleh Bapak Zulfikar selaku guru sejarah di SMA NEGERI MODAL BANGSA ARUN. Kegiatan ini sudah menjadi agenda tahunan di sekolah ini. Menurut beliau,tour sejarah ini merupakan salah satu cara beliau memperkenalkan sejarah yang ada di Aceh. Mengingat semakin berkembangnya zaman dan pengaruh globalisasi mengakibatkan kebudayaan serta sejarah yang pernah ada di daerah kita seolah luntur dimakan zaman.
Para siswa dan siswi telah siap dengan perangkat dokumentasinya, karena kepergian ini tidak hanya untuk sekedar berekreasi, melainkan para siswa diberi tugas kelompok, untuk melakukan peliputan di tempat yang akan mereka kunjungi. Tugas wawancara ini akan diaplikasikan kedalam video dengan kombinasi keadaan di sekitar makam. Para siswa pun diberi kebebasan menuangkan kreatifitasnya dalam mengedit video berdurasi singkat itu.
Rombongan tiba pada pukul 10.10 WIB di tempat pertama, yaitu Makam Malikussaleh. Saat pertama kali tiba,para siswa sudah disambut oleh laki laki separuh baya bernama Tengku Yusuf. Beliau mempersilakan kami masuk dan duduk disekitaran makam,setelah berdoa bersama,beliau mulai menjelaskan awal mula sejarah Malikussaleh. Dengan khidmat seluruh murid mendengarkan penjelasan beliau. Sekitar 1 jam beliau melakukan penjelasan,para siswa pun mulai melontarkan berbagai pertanyaan. Setelah melakukan sesi tanya jawab, dan dokumentasi keadaan di sekitar makam Malikussaleh, para siswa dan siswi bergegas ke tujuan selanjutnya, yaitu Makam Ratu Nahrisyah.
Pukul 12.00 WIB mereka sudah tiba di makam Ratu Nahrisyah. Seusai santap siang, sudah ada Bapak Tengku Agam, selaku tour guide yang siap menyampaikan penjelasan panjang lebar mengenai sejarah Ratu Nahrisyah. Tak perlu menunggu lama, Bapak Tengku Agam langsung memulai ceritanya tentang Ratu Nahrisyah yang merupakan salah satu ratu ternama di Kerajaan Samudra Pasee. Keagungannya tampak pada makamnya yang dibuat dari pualam penuh ukiran kaligrafi. Setelah itu, para siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan meliput di sekitar area makam.
Sebelum melanjutkan perjaanan ke makam terakhir, para siswa dan siswi melakukan shalat zuhur berjamaah. Sekitar setengah jam setelah itu,mereka kembali melanjutkan perjalanan dan tiba di tempat terakhir,ialah Makam Ulee Batee.
Setelah tiba di tempat,para siswa dan siswi pun kembali mempelajari situs sejarah sambil meliput keadaan sekitar. Jam menunjukkan pukul 14.30 WIB, para siswa dan siswi pun bergegas meninggalkan tempat kunjungan terakhir mereka. Walapun lelah, para siswa dan siswi sangat antusias melakukan kunjungan ini.
Tour sejarah ini merupakan suatu wadah dimana para siswa dapat mampu mengenang, mengetahui dan untuk tidak melupakan sejarah yang pernah ada di masa lampau. Dengan kunjungan sejarah ini juga diharapkan siswa memiliki kesadaran dalam menjaga serta melestarikan kebudayaan yang ada di Aceh saat ini. Seperti yang kita ketahui,pengetahuan akan sejarah sejarah di masa lampau masih sangat minim diketahui oleh para siswa di masa sekarang ini. Semoga generasi penerus bangsa kita ini terus bisa membudayakan sejarah sejarah yang ada di daerah kita dan mampu memperkenalkan sejarah aceh kepada cucu cucnya kelak. (SZ)
Penulis : Mariah Syifa Salsabila
Kelas : (X IPA 2)