tu@smanmba.sch.id

0645 65 3247,3248,3249

  • Syawal, Kembali Kepada Fitrah

    • 20 Jul 2016
    • /
    • Informasi
    • /
    • Admin
    • 745

    Selama bulan Ramadan hingga bulan Syawal, kita bisa membaca serentetan peristiwa yang mengusik rasa kemanusiaan. Mulai dari kasus penembakan di Orlando di Amerika, peledakan bom bunuh diri di bandara Ataturk Turki, dan peledakan bom mobil di Irak yang menewaskan sampai 150-an orang dan mencederai 200-an orang lainnya. Indonesia juga mengalami hal yang sama, dengan kasus bom bunuh diri di Solo yang mencederai seorang polisi dan pelaku yang menjadi korban.

    Mencermati kejadian demi kejadian seperti di atas, salah satu yang membuat miris adalah penggunaan latar belakang agama sebagai dalih pembenaran aksi-aksi oleh para pelaku, ataupun kelompok yang berada di balik mereka. Agama, yang memiliki kebenaran absolut bagi pengikutnya, pada akhirnya dimanipulasi sebagai alat untuk mencapai tujuan, bahkan dengan cara yang tidak manusiawi.

    Sejatinya, agama mengajarkan kita pemeluknya untuk menjadi fitrah (suci), baik dalam perilaku sosialnya, ekonomi, politik, ataupun sendi-sendi kehidupan lainnya. Bukankah Nabi Muhammad SAW itu diutus untuk menyempurnakan akhlak? Tujuan diutusnya beliau ini kemudian menjadi selaras dengan cita-cita luhur agama Islam, yaitu rahmat bagi sekalian alam. Menjadi agama yang damai, tanpa melihat latar belakang agama ataupun ras.

    Maka kejadian-kejadian keji seperti yang disebutkan di atas menjadi anomali bagi ajaran agama Islam itu sendiri. Bulan suci yang penuh rahmat dan pengampunan, yang seharusnya menjadi waktu instrospeksi dan mendekatkan diri pada Allah SWT, malah menjadi ajang pertumpahan darah untuk tujuan yang tidak pernah bisa kita pahami dengan akal sehat.

    Penyalahgunaan interpretasi terhadap teks suci Al-Quran, ternyata bisa mereduksi rasa kemanusiaan sedemikian rupa. Sebagian orang dengan mudahnya mau menghilangkan nyawa orang lain, dan ini telah menjadi konsumsi ruang baca kita dalam satu dekade terakhir.

    Memasuki bulan Syawal ini setelah sebulan penuh kita berpuasa, seyogyanya bisa meningkatkan kesadaran diri kita akan rasa kemanusiaan yang terkoyak.ÂOleh karena itu, kembali kepada fitrah harus diawali dengan kembali menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang mempunyai rasa empati terhadap sesama maupun alam semestanya. Manusia yang membangun peradaban dengan kerja keras, dan bukan malah menghancurkannya. Manusia yang mengembangkan sikap hidup toleran dan saling mengasihi. Manusia yang khalifah, yang menjaga dan memelihara kedamaian bumi dan seisinya, sebagaimana yang diamanatkan di dalam Al-Quran.

    Semoga di bulan fitri ini, kita bisa menemukan apa-apa yang telah hilang dari diri kita dan merangkainya kembali menjadi kemanusiaan yang utuh. Semoga Allah memberkati kita semua, sehingga bulan Syawal menjadi kelahiran baru bagi pribadi yang lebih baik, baik dari segi pola fikir, kematangan sikap, dan dalam berinteraksi sosial.



    Comment has been disabled.