Sebagai salah satu peserta UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), SMA Negeri Modal Bangsa Arun ikut berpartisipasi dalam melaksanakan Simulasi UNBK II pada Kamis 11 Februari 2016 â Jumat 19 Februari 2016. Simulasi UNBK II ini merupakan bagian dari proses panjang dunia pendidikan nasional untuk melaksanakan dan menyukseskan ujian nasional berbasis komputer.
Tujuan dari Simulasi UNBK II adalah untuk mengenalkan para siswa, guru pengawas, dan proktor beserta teknisi terhadap mekanisme penyelenggaraan ujian dan teknis operasional program UNBK. Diharapkan melalui simulasi ini, setiap peserta menguasai cara menggunakan perangkat lunak komputer dalam menjawab soal-soal yang diberikan.
Untuk mendukung proses penyelenggaraan UNBK ini, SMA Negeri Modal Bangsa telah menyiapkan 2 server utama dan 1 server cadangan. Terdapat 35 PC di laboratorium 1 dan 35 laptop di laboratorium 2. Server dan komputer cadangan juga disiapkan untuk menanggulangi jika sewaktu-waktu dibutuhkan demi kelancaran proses ujian para siswa.
Selama penyelenggaraan simulasi ini, terdapat beberapa kendala yang terjadi di lapangan. Misalnya saja, server pusat yang mengalami kelebihan beban hingga proses singkronisasi dan rilis token menjadi terhambat. Di sisi komputer client sendiri, sebagian kecil dari perangkat komputer berbasis laptop siswa yang digunakan untuk Simulasi UNBK II ini ternyata juga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Namun demikian, seiring berjalannya waktu, kendala di sisi client bisa diatasi pada waktunya sehingga laptop siswa tetap bisa digunakan sebagai bagian dari Simulasi UNBK II.
Persoalan server pusat mendapat perhatian serius dari Bapak Junaidi Effendy, S. Si selaku proktor di SMA Negeri Modal Bangsa Arun. Beliau mengatakan, âKita khawatir panitia pusat kurang siap dalam menyelenggarakan UNBK ini, mengingat koneksi server ke pusat sempat mengalami beberapa kendala, sehingga tidak bisa aktif, dan token yang dibutuhkan siswa untuk ujian tidak bisa dirilis.â
Lebih lanjut beliau juga mengatakan, âJika proses simulasi yang tidak serentak saja belum sanggup dilayani oleh server pusat, bagaimana nanti ketika UN dilaksanakan secara serentak? Hal ini menimbulkan rasa khawatir baik di pihak siswa, guru, maupun orang tua. Panitia penyelenggara di pusat harus segera mengambil langkah guna menanggulangi kendala yang ada saat ini, supaya UNBK bisa berjalan lancar pada saatnya nanti.â
Hal senada juga diutarakan oleh beberapa siswa. Misalnya saja Cut Fara Fajrina, siswi kelas XII-MIA mengeluhkan bahwa perubahan jadwal akibat server pusat yang offline. âJadwal online dan offline yang tidak menentu membuat kita para murid gelisah, karena bingung harus mulai belajar apa,â ungkap siswi yang kerap dipanggil Dek Cut ini.
Qodruddani, siswi kelas XII juga menyorot ketidakefektifan proses penyelenggaraan akibat pelayanan yang belum maksimal dari panita pusat kepada penyelenggara di sekolah. âBuktinya, saat kami akan melaksanakan Try Out, kemudian kami yang telah belajar semalaman harus berbesar hati saat diberitahukan bahwa jadwal diundur, karena server pusat offline,â kata siswi yang juga menggemari pelajaran Matematika & Ilmu Alam.
Menyambung kedua temannya, Fisa Faurika menambahkan pentingnya sarana dan prasarana sebagai komponen yang harus ditingkatkan demi kelancaran UNBK. âPihak penyelenggara sebaiknya memperbaharui kemampuan server sehingga bisa melayani permintaan data dari sekolah yang terlibat UNBK. Ada baiknya juga kalau dari penyelenggara ikut turun ke lapangan, memantau persiapan sarana dan prasarana, dan memberi bantuan terhadap kekurangan jika dinilai ada,â tutur siswi kelas XII yang mempunyaiÂcita-cita menjadi dokter gigi.
Di sisi lain, Yuli Monita dan Wardatul Jannah memberikan perspektif berbeda terkait penyelenggaraan UNBK ini. âDibanding dengan PBT, CBT (Computer Based Test) lebih memudahkan siswa dalam hal menentukan jawaban. Cara memilih jawaban lebih gampang, daripada yang selama ini harus membulati pilihan pada lembar jawaban. Jika terjadi kesalahan, tidak perlu repot menghapus sebagaimana PBT, cukup mengganti jawaban dengan keyboard ataupun mouse komputer,â keduanya menuturkan di sela waktu penyelenggaraan ujian ulang Simulasi UNBK II.
Pandu Tryagil Isma mengiyakan pendapat Yuli dan Warda. Menurutnya, âKita tidak perlu lagi menjaga LJK karena semuanya sudah dilakukan secara online. Hanya saja, apabila server terganggu, maka terganggulah semuanya,â ungkapnya.
Proses simulasi ini melibatkan seluruh siswa dan siswi kelas XII SMA Negeri Modal Bangsa Arun. Untuk menampung seluruh peserta yang berjumlah 169 siswa, maka para peserta dibagi kepada 2 kelompok yang akan menempati laboratorium komputer yang berbeda, yang masing-masing menampung 30 siswa per satu sesi. Setiap laboratorium menangani 3 sesi pelaksanaan ujian per hari.
Dalam beberapa kesempatan, simulasi sempat dilaksanakan sampai malam hari. Meski demikian, setiap peserta tetap mengikuti dengan semangat dan penuh antusias. Simulasi UNBK II akhirnya bisa diselesaikan selama 6 hari.
Â